Senin, 18 Desember 2017

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sajak Rindu

Pada pagi yang dimataku berkabut ini.
Kutitipkan senandung rindu dalam kidung merenung.
Harap kelabu bisa menyampaikan pesan rasa yang tak pernah sampai.

Inilah takdir rindu yang hanya singgah lalu pergi.
Dan cinta yang tak kunjung bergulir.
Rasa itu selalu ada.
Dimanapun dan ditempat sekecil apapun.

Kadang kusuka mengunci diri untuk tidak terganggu.
Tapi rasa itu muncul dari sela-sela pintu.
Dan memaksaku untuk merasakannya.

Maka kini aku hanya bisa berpura-pura tidak merasa.
Menepiskan segala kegaduhan diatas segala senyum.
Ketika rasa itu mulai pudar, rindu merusaknya!

Mulai lagi kucium aroma rindu.
Memancing datangnya rasa itu tetap didetik-detik terakhir senyuman yang terukir dibibirnya.
Tepat didepanku memang tak bisa kutepis.
Tolong, aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana.